Sebelum mulai membuat desain
papercraft sendiri sebaiknya harus paham terlebih dahulu bagaimana logika 2D ke
3D. Caranya mudah sekali yaitu banyak-banyak merakit papercraft. Setelah
logikanya dapat dipahami, barulah mulai untuk membuat desain Papercraft
sendiri.
Diagram Alir Logika Mendesain Papercraft |
Ide
Tentukan
jenis papercraft yang akan di desain apakah Pepakura, Papertoy, Paper Automata
ataukah Paper Model. Untuk keterangan lebih jelas tentang jenis papercraft bisa
di lihat di postingan sebelumnya di sini. Untuk desainer papercraft pemula
apalagi yang baru pertama kali menggunakan software 3D, disarankan untuk
mendesain papercraft jenis Papertoy. Kenapa Papertoy? Karena Papertoy memiliki
bentuk model yang paling simple dari jenis papercraft yang lain. Untuk idenya
terserah desainer mau membuat papercraft yang seperti apa. Gunakan imajinasi
anda!!! ^-^
Perencanaan
Pada tahapan ini, seorang
designer harus melakukan riset tentang model yang akan dibuat sebagai persiapan
membuat model 3D. Apabila modelnya adalah sebuah replika, maka carilah
blueprint dari benda yang ingin dibuat replikanya Jika tidak ada blueprint, sebagai
pengganti blueprint, bisa menggunakan foto yang di ambil dari berbagai sudut. Jangan
lupa tentukan skala model yang akan dibuat. Skala yang umum digunakan adalah
1:100, 1:60, 1:43, 1:35, 1:25, dan 1:1.
Apabila model yang akan
dibuat adalah papertoy, maka tentukan tema dari skin papertoy yang akan dibuat,
misal bila temanya adalah kemerdekaan RI, mungkin skin yang digunakan lebih ke
permainan warna merah dan putih, dan lain-lain.
Membuat
Model 3D
Membuat model 3D dapat
menggunakan software 3D, seperti Metasequoia, Sketch Up, Blender, 3D Max, AutoCAD,
dll dengan berpatokan pada blueprint atau foto. Pemberian warna/tekstur juga
dapat dilakukan pada tahap ini. Gunakan foto untuk membuat tekstur atau dapat
menggunakan program grafis seperti CorelDraw, Inkscape, Photoshop, dan Gimp.
Google Sketch Up adalah
aplikasi 3D model designer buatan Google, awalnya digunakan untuk membuat
model-model 3D yang dapat di upload oleh user ke layanan Google Earth. software
ini disarankan bagi pengguna yang ingin belajar mendesain 3D karena aplikasinya
yang cukup mudah dimengerti dan tutorialnya pun sangat banyak di YouTube
ataupun di situs-situs lain.
Metasequoia (*.mqo) bisa
dikatakan lebih recommended untuk membuat model 3D yang akan digunakan untuk
papercraft karena tingkat kompatibilitasnya dengan Pepakura Designer yang
paling tinggi dibandingkan dengan software 3D yang lain. Selain itu versi
gratisnya juga ada.
Ada pula beberapa designer
yang menggunakan cara modelling langsung, atau biasa dikenal dengan sebutan
"Scratch Build" (SB), pada metode ini, modelling dilakukan dengan
membuat sketsa parts secara manual mengandalkan imajinasi, kalkulasi geometri,
dan ketepatan penggambaran dengan berpatokan pada blueprint yang sebelumnya
telah di print sesuai skala yang kita mau. Bisa menggunakan gabungan geometri-goemetri
sederhana misalnya untuk membuat badan pesawat, gunakan tabung, kerucut dan
balok.
Unfold
File 3D
Untuk menguraian model
menjadi pola (unfold), digunakan software khusus yaitu Pepakura Designer. Pepakura
Designer adalah sebuah software "ajaib" yang dapat memecah (unfold)
sebuah model 3D menjadi parts papercraft lengkap dengan flaps dan folding line
nya. Software ini juga memiliki fitur untuk mengubah ukuran dan bentuk flaps,
mengubah ukuran model, dll.
Format file 3D yang bisa
dibuka dengan Pepakura Designer antara lain :
1. Metasequoia (mqo) (Recommended: Highest
compatibility, Free version available.)
2. Wavefront (obj)
3. AutoCAD 3D (dxf)
4. 3DS Max (3ds)
5. Lightwave (lwo)
6. Binary/ASCII STL (stl)
7. Google Earth4 (kml, kmz)
8. Collada (dae)
Format file 3D default
Sketch Up (*.skp) tidak bisa dibuka dengan Pepakura Designer, namun pada Sketch
Up ada opsi export file 3D. Sehingga bisa disimpan dalam berbagai format file
3D lain yang kompatibel dengan Pepakura Designer. Jadi bagi pemula yang baru
belajar mendesain 3D menggunakan Sketch Up tidak perlu khawatir.
Jika menggunakan teknik
modelling langsung (Scratch Build/SB), bongkar model prototype dan trace ulang polanya
di kertas lain, dapat dirapikan di software grafis seperti CorelDraw, Adobe Illustrator,
Freehand, dll
Test Print
Dan Test Build
Tahap selanjutnya setelah
selesai mendesain adalah melakukan test print dan test build. File 3D yang sudah selesai di unfold menjadi pola
papercraft akan tersimpan dalam format PDO yang bisa dibuka dan di print
langsung dengan menggunakan Pepakura Designer atau bisa juga dengan Pepakura
Viewer.
Tujuan dari test print
adalah untuk melihat apakah pengaturan penempatan pola pada kertas sudah baik
atau belum dan apakah sudah efektif dalam penggunaan ruang kosong pada kertas
sehingga nantinya tidak boros dalam penggunaan kertas. Perhatikan apakah ada
pola yang terpotong, jika ada berarti
ada pola yang penempatannya melebihi batas margin kertas.
Sedangkan tujuan test build yaitu
untuk menguji apakah model yang telah dibuat bisa dirakit dengan mudah atau
tidak . Bisa juga untuk menentukan label tingkat kesulitan perakitan pola
apakah easy, medium, atau hard jika nanti pola akan di share atau di jual. Dalam melakukan test build, seorang designer
dapat melakukan test build sendiri atau meminta bantuan kepada orang lain.
Convert
File PDO ke PDF dan Buat Instruksi Perakitan
Jika sudah puas dengan hasil
tes build, saatnya mengubah file PDO menjadi file PDF sekalian buat instruksi
perakitan yang mudah untuk dimengerti, bisa dalam bentuk PDF juga atau dalam
bentuk gambar JPEG. Kenapa File PDO harus diubah menjadi PDF? Kenapa juga harus
dibuat instruksi perakitannya? Padahal dari file PDO bisa langsung di print dan
di dalam file PDO juga sudah ada keterangan penempelan bagian part-partnya,
jadi seharusnya tidak perlu lagi untuk membuat instruksi perakitannya.
Jawaban dari kedua pertanyaan
tersebut di atas ada hubungannya dengan tahap selanjutnya (share or sell). Yaitu
karena file PDF/JPEG lebih mudah diakses oleh kebanyakan orang dari pada file
PDO terutama bagi orang yang masih awam di dunia papercraft ataupun papercraft
builder pemula. File PDF lebih familiar bagi kebanyakan orang karena merupakan
format file yang umum digunakan untuk menyimpan dokumen, dan JPEG merupakan format umum dalam penyimpanan
gambar. File PDO, bisa dikatakan hanya sebagian orang yang tahu (para
papercrafter dan desainer papercraft). File PDO hanya bisa dibuka dengan Pepakura
Designer/Viewer. Sedangkan file PDF/JPEG bisa dibuka dengan berbagai program komputer
seperti Adobe Reader, Foxit Reader, ACDsee, Irfan Viewer, dan masih banyak
lagi, yang pastinya sudah ada di setiap
pc/laptop yang mereka miliki.
Sell or
Share
Entah mau di jual atau
dibagikan itu terserah desainernya, yang jelas ada satu hal yang perlu
diperhatikan yaitu pencantuman Hak Cipta pada karya papercraft yang akan dipublish.
Atau minimal cantumkan nama desainer pada pola papercraft. Tujuannya adalah
agar desain pola papercraft yang akan dipublish nantinya tidak akan di bajak
oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Misalnya di akui oleh orang lain
sebagai desainnya sendiri atau lebih p[arahnya lagi di jual tanpa seizin dan
sepengetahuan desainer aslinya.
Untuk lebih jelas tentang
Hak Cipta lihat kutipan dari postingan Om Rauf Raphanus di Facebook Grup Peri di bawah ini :
“Tergerak oleh kejadian
akhir-akhir ini yang berkaitan dengan pembajakan dan penyebarluasan desain
papercraft tanpa izin desainer asli, terutama dari Indonesia sendiri, diriku
menghimbau agar teman-teman mulai mencantumkan Hak Cipta pada setiap karya yang
dipublish.
Hak cipta pada dasarnya
dapat didapat dengan mengisi formulir dan melakukan serangkaian prosedur dari
pemerintah Republik Indonesia. Namun buat teman-teman yang cukup produktif
menciptakan pattern papercraft, mungkin dapat mencoba Creative Commons (CC). CC
merupakan hak cipta yang juga diakui oleh Undang-undang di Indonesia. http://creativecommons.or.id/
Pencantuman Hak Cipta ini
cukup penting karena dapat menjadi bahasa universal yang menunjukkan bahwa
sebuah karya (Papercraft) dapat secara bebas didownload namun tidak untuk
digunakan dalam hal komersil (dijual atau dibuat iklan) tanpa seizin desainer.
Jika teman-teman buka
situsnya, ada beberapa pilihan Creative Common yang dapat dicantumkan di
halaman pola papercraft. Nah, pilihan yang disarankan untuk papercraft adalah :
CC BY-NC-SA (Attribution
Non-Commercial Share Alike)
Yang berarti :
BY - Pengguna
(downloader/perakit) wajib untuk mencantumkan nama pemegang hak cipta
(desainer) ketika dirakit atau foto. Simbol BY maksudnya adalah kata 'by' yang
berarti 'oleh'.
NC - Non Commercial.
Papercraft dapat di-download, di-copy, di-share, dipamerkan, dan
dipertunjukkan, namun Tidak untuk tujuan komersil (jual / sewa / diletakkan di
iklan) tanpa mendapatkan izin dari desainer.
SA - Share Alike. Berbagi
Serupa. Maksudnya pattern Papercraft dapat di-modif dan di-share, dipamerkan,
dipertunjukkan, dibawah lisensi CC yang sama. Nama desainer tetap dicantumkan.
Baca lebih lanjut di sini : http://id.scribd.com/doc/74737104/selebaran-creative-commons-bahasa-indonesia”
Thanks buat Om Rauf sudah
mengingatkan.
Selesai
Tinggal nunggu feed back
nya. Jika dijual tinggal menunggu pesanan dan rupiah akan mengalir ^-^, jika di
bagikan secara gratis tinggal menunggu ucapan terima kasih. Meskipun jika di
bagikan secara gratis hanya akan mendapatkan ucapan terima kasih tapi desainer
pastinya akan mendapatkan kepuasan batin jika hasil karyanya dihargai oleh
orang lain.
Catatan
Untuk Coloring/Texturing
Jika modelling dengan
software ada 2 macam metode pewarnaan dan pemberian tekstur, yaitu yang
dilakukan sebelum di-unfold dan yang dilakukan setelah di-unfold. Aplikasi
grafis seperti Corel Draw, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator digunakan
untuk memberikan tekstur berupa gambar pada pola yang sudah dipecah atau pada
model sebelum pola dipecah.
Coloring menjadi sangat
penting apabila kita membuat sebuah papertoy, karena bagus atau tidaknya
papertoy yang kita buat dilihat dari skin dan permainan warna yang digunakan.
Pada metode Scratch Build, bisa
menggunakan mix coloring, misal dengan : cat semprot, cat poster, cat akrilik,
airbrush, cat air, spidol, sticker dll
Penutup
Di atas adalah langkah garis
besar logika mendesain pola papercraft dengan sedikit penjelasan. Untuk
mempelajari cara-cara mendesain 3D papercraft lebih mendalam lagi, silakan
googling tutorialnya atau mencari video tutorial di Youtube.
Happy Papercrafting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar